Selasa, 26 November 2013

KESETIAAN PRAJURIT KRISTUS



Khotbah kelas homiletika
Nama              : Intania Zendrato
Semester         : III(3)
Nim                 : 12-609
Dosen              : Abson kawangung
 Nats               : Filipi 1: 27-30
Pokok utama             : Kesetiaan
 Tema             : Prajurit kristus yang setia
 Kalimat tema: Ciri- ciri Prajurit Kristus Yang Setia menurut filipi 1:27-30

Pendahuluan
Syalom, saudara-saudara yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Seorang pemuda yang memutuskan untuk menjadi salah satu anggota pembela negara, dia mengabdikan diri pada negara, yaitu TNI. Sebelum dia mengambil keputusan menjadi seorang TNI tentu dia sudah memikirkan segala sesuatu dengan matang artinya dia  siap  mengorbankan banyak hal, mengabdikan jiwa dan raganya untuk negara siap taat, setia kepada atasan dan siap menerima konsekuensinya dan itu membutuhkan perjuangan. Berbagai tantangan, rintangan,  bahkan penderitaan sekalipun yang harus dilewatinya bersama dengan temannya selama dia berjuang agar  bisa menjadi seorang prajurit yang handal dan dipercaya.  Dia rela melakukan dan melewati semua itu demi rasa cintanya akan negaranya yaitu Indonesia. Nah, yang menjadi pertanyaan bagaimana dengan kita orang kristen yang telah dipilih Tuhan menjadi prajurit-Nya, bisakah kita seperti seorang prajurit yang setia, taat dalam perjuangannya demi cintanya akan negaranya? Apa yang dikehendaki Tuhan dalam diri prajurit-Nya?  Mari kita buka alkitab kita dalam Filipi 1: 27-30.
 Latar Belakang      
Kitab Filipi adalah kitab yang ditulis rasul  Paulus  sekitar bulan Maret-Juni tahun 58 M, Ketika itu Ia  berada dalam penjara di Roma. Surat ini termasuk dalam Surat-Surat Kiriman kepada jemaat yang ada di Filipi dengan tujuan memberikan nasehat kepada mereka agar waspada terhadap guru-guru ajaran sesat.
Keadaan dikota  saat itu sedang terjadinya perpecahan  sehingga Paulus memperingatkan mereka untuk hidup berbuat, dan bersaksi dalam kesatuan Roh. Paulus  menulis surat ini dengan perantaraan anak rohaninya yang bernama Epafroditus.
Saya akan membagikan tiga point kepada kita semua bagaimana ciri-ciri prajurit Kristus menurut Filipi 1: 27-30,yaitu :
1.      Hidup dalam persatuan(ayat 27)
Bersatu adanya kerjasama, tolong menolong, seia sekata bergumul bersama, satu pikiran. dan kesatuan itu menghasilkan :
a.      Teguh berdiri,  dalam bahasa Yunani stekein artinya berdiri teguh, namun yang dimaksud Paulus disini bukan aksi berdiri melainkan  tetap bertahan, kuat  dan terus berjuang serta kokoh dalam kesaksian mereka bahwa Kristus telah memerdekakan mereka dari Hukum sekali untuk selamanya.
b.      Sehati sejiwa, adanya kesatuan dalam Roh, dalam perbuatan  diantara jemaat seperti yang ditulis dalam kisah para rasul bagaimana cara hidup jemaat.
Ilustrasi:  seorang ibu ingin menyapu halaman rumahnya dimana sampah berserakan, tanpa berpikir panjang dia langsung menuju ketempat sapu lidi ternyata disana tinggal sebatang lidi. Dia mencoba menyapu dengan sebatang lidi, tapi apa yang terjadi? Sampah sama sekali tidak bergerak, akhirnya ia mencari lidi yang lain dan menyatukannya serta mengikatnya. Ibu itu langsung menyapu dan tanpa disadari pekerjaannya cepat selesai.
Aplikasi : belajar dari sapu lidi itu, kita dalam pelayanan juga tidak bisa jika sendiri, kita membutuhkan jemaat untuk menolong, membantu pelayanan dan kita jangan merasa diri bisa sehingga tidak membutuhkan orang lain. Seperti pepatah mengatakan “ bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” artinya dengan adanya kesatuan hati, seia sekata kita tidak mudah diceraiberaikan oleh keadaan atau hal apapun yang menginginkan perpecahan diantara kita.
2.      Hidup tanpa rasa takut(ayat 28)
 Takut yang dimaksud Paulus disini ialah takut akan pengajar-pengajar sesat atau kata lain takut memberitakan Injil. Inilah kerinduan Paulus  bagi jemaat di Filipi agar mereka tidak gentar sedikitpun, tidak teritimidasi  oleh ancaman orang-orang yang ingin agar gereja terbongkar, terpecah.
a.       Tanda keselamatan. Jika tetap mengabarkan Injil tanpa rasa takut walau apapun resikonya, seperti seorang prajurit yang sedang berada di medan tempur.
mereka sudah mempersiapkan keselamatan  bagi dirinya sendiri. Bagi yang menolak Injil atau Kristus sudah tentu mengalami kebinasaan. Karena orang-orang yang melawan hamba Kristus berarti melawan Allah.
Ilustrasi : ketika Yosua dan bangsa Israel ingin merebut tanah  Yerikho dia mengutus pengintai 12 orang banyaknya. Namun 10 diantara mereka pulang membawa rasa takut, kawatir, ragu, bimbang  menghadapi bangsa itu. Mereka berpikir  bagaimana mereka bisa mengalahkan orang yang lebih kuat, perkasa. Mereka tidak sadar bahwa itu adalah pekerjaan untuk Tuhan, akankah Tuhan  menyertai  mereka?
Aplikasi :  terkadang kita juga seperti 10 pengintai diatas, kawatir, takut, ragu akan Tuhan kita sendiri. Oleh karena itu sebagai orang yang telah dipilih Tuhan melakukan pekerjaan-Nya, mari bekerja tanpa ada rasa takut kepada orang- orang yang menentang kristus dan kebenaran firman-Nya. Jangan kawatir karna pekerjaan kita tidak akan sia-sia tetapi bukti keselamatan kita.
3.      Berjuang terus(ayat 29-30)
Perjuangan jemaat Filipi bagaimana agar banyak jiwa dimenangkan, terus mempertahankan kesatuan iman mereka,
a.       Percaya
Percaya(pisteuein eis dalam bahasa Yunani) yang dimaksudkan Paulus kepada jemaat Filipi yaitu menyerahkan diri, mempercayakan dirinya  seluruhnya kepada Kristus dan itu merupakan anugrah bagi mereka.
b.      Pergumulan atau penderitaan
Terjemahan kata Yunani(agon) yang menjadi asal kata dari agony(inggris)kesakitan atau penderitaan yang sangat.  Menderita untuk Dia juga anugrah bagi mereka karena tidak semua orang boleh menderita untuk Kristus hanya orang-orang pilihan saja. Sekarang orang Filipi memiliki kesempatan unutk menderita bagi Tuhan mereka. Murid tidak lebih tinggi dari muridnya. Paulus mengatakan bahwa pergumulannya sama dengan jemaat Filipi  yaitu pergumulan untuk injil yang dilakukan atas nama Kristus. Kesakitan yang dialaminya sejak dia mengenal Kristus dipenjara, disiksa dan itu semua bisa dilewatinya dengan pertolongan Kristus.
Ilustrasi :  seorang tentara ketika mendapat tugas negara yaitu berperang, tentu dia berada dalam pergumulan yang sangat berat,  dia  rela meninggalkan anak, istri,  tercinta dan tanah kelahirannya sendiri. Anak dan istrinya melepasnya dengan deraian airmata dan pastinya ada pertanyaan dihati akankah mereka bertemu lagi atau tidak? Setiap hari istri dan anak memanjatkan doa untuk ayah tercinta. Sang tentara pergi dengan rintihan hati agar bisa bertemu keluarganya lagi. Dia tidur dihutan, kadang makan  kadang tidak, tubuhnya luka-luka, dan masih banyak lagi yang dialaminya itu semua dilakukannya hanya demi negaranya tercinta, demi sumpah yang diucapkannya.  Tapi dia menaruh harapannya kepada Tuhan,  pasti akan bertemu dengan keluarganya, mempercayakan seluruh kehidupannya kepada Tuhan. Akhirnya setelah berperang berbulan-bulan lamanya. Mereka pulang membawa kemenangan, walau dalam fisik yang kurang baik, tapi  betapa keluarganya sangat bahagia dan mengucapkan syukur kepada Tuhan.
Aplikasi : dari ilustrasi diatas kita belajar bahwa kita tidak hanya percaya saja kepada Tuhan tapi juga menderita untuk Dia. Ketika gereja dibakar, kita diolok-olok, Tuhan kita di hina, kita dikucilkan atau bahkan kita dikatakan orang gila atau hal lainnya mari tetap maju, iman kita jangan goyah. Memberitakan kabar baik, mengajar firman dan menjadi pelaku-pelaku firman.

KESIMPULAN
Oleh karena itu saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus marilah kita sebagai orang yang dipilih Tuhan untuk menjadi prajuritnya tetap setia mengabarkan injil dan tidak takut atau gentar terhadap ancaman-ancaman apapun yang membuat kita meninggalkan Tuhan kita. Percayakanlah dirimu sepenuhnya kepada Tuhan maka yakin Ia tidak akan meninggalkan atau membiarkan engkau.